Islam Masuk Ke Nusantara Beserta Sumber-Sumber Sejarahnya


Batu nisan Fatimah binti Maimun merupakan salah satu sumber sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Peninggalan bati nisan Fatimah binti Maimun menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke kawasan Jawa Timur.

Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang. Satu diantaranya mengenai isyarat pemikiran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk Islam. Adapun wujud dari keberlangsungan interaksi tersebut sampai kini masih terlihat yaitu banyaknya umat muslim Indonesia yang menjalankan ibadah haji dan umrah.

Baca Juga

Selain hal tersebut, tidak sedikit para ulama dari Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka berdakwah. Dengan banyak sekali bentuk interaksi tersebut akan lebih memantapkan keimanan dan ketakwaan terhadap pemikiran agamanya. Berikut akan kita pelajari proses masuknya Islam ke Indonesia.

Islam masuk ke nusantara


Tahukah Anda, kapan agama Islam tiba ke Nusantara dan siapa yang membawa pemikiran Islam ke Nusantara? Sejak kala ke-7, Islam sudah masuk ke Indonesia secara damai. Namun, gres berkembang pada abab ke-13 sejalan dengan mundurnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia dan ramainya pedagang-pedagang Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia. Agama Islam diyakini sebagai agama yang diwahyukan oleh Allah Swt. kepada umat insan melalui utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW. Agama Islam lahir di Mekkah, Saudi Arabia.

Beberapa pendapat masuknya Islam ke Nusantara

 Batu nisan Fatimah binti Maimun merupakan salah satu sumber sejarah mengenai masuknya Isl Islam Masuk ke Nusantara beserta Sumber-sumber Sejarahnya
Picture on : www.materikelas.com

Pada umumnya proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia berjalan dengan damai. Oleh lantaran itu, menerima sambutan yang baik dari masyarakat baik dikalangan raja, bangsawan, maupun rakyat biasa. Ada beberapa pendapat mengenai proses masuknya Islam ke kepulauan Indonesia.

Pijnapel, C. Snouck Hurgronye, dan J.P Moquetta

Menurut sarjana-sarjana dari Barat (kebanyakan dari Belanda) menyampaikan bahwa Islam masuk ke kepulauan Indonesia sekitar kala ke-13 M atau kala ke-17 H berasal dari Gujarat. Pendapat tersebut mengansumsj bahwa gujarat terletak di India cuilan barat, berdekatan dengan Laut Arab dan letaknya sangat strategis berada dijalur perdagangan antara timur dan barat. Sejak awal tahun Hijriah, pedagang Arab yang bermadzhab Syafi'i telah bermukim di Gujarat dan Malabar.

Menurut Pijnapel, orang yang membuatkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat Pijnapel ini didukung oleh C. Snouck Hurgronye dan J.P Moquetta (1912), dengan argumentasi yang didasarkan lada kerikil nisan Sultan Malik As-Saleh yang meninggal pada 17 Zulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh.

Menurutnya, kerikil nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur mempunyai bentuk yang sama dengan kerikil nisan yang ada di Kambay, Gujarat. Kemudian Moquetta menyimpulkan bahwa kerikil nisan tersebut di impor dari Gujarat atau setidaknya dibentuk oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah berguru kaligrafi khas Gujarat.

Husein Jayadiningrat

Menurut Husein, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang). Pendapat Husein ini didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut ibarat tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari suci kaum Syiah atas ajal Husein bin Ali, ibarat yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman, Sumatra Barat, dan di Bengkulu.

Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)

Menurut Hamka, Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses tersebut berlangsung pada abad-abad pertama Hijriah.

Anthony H. John's

Menurut Anthony, proses islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang tiba ke kepulauan Indonesia. Kaum tersebut biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat yang lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.

Soetjipto Wirjosoeparto

Soetjipto Wirjosoeparto beropini Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India. Hal tersebut dibuktikan dengan salah satu makam raja Islam di Samudra Pasai yang nisannya memakai kerikil yang berasal dari Gujarat, India.

Alwi Sihab

Alwi Sihab beropini bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada kala pertama Hijriah atau sekitar kala ketujuh Masehi dibawa oleh pedagang Arab yang masuk ke Cina melalui jalur barat. Teori tersebut didasarkan pada gosip Cina pada masa dinasti T'ang yang menyatakan adanya perkampungan Arab di Cina. Dalam perkampungan tersebut, penduduknya diberikan kebebasan untuk menjalankan ibadah berdasarkan keyakinannya.

Cina yang dimaksudkan dalam gosip Cina ialah deretan pulau Timur Jauh, termasuk kepulauan Indonesia. Jadi, jalur awal penyebaran Islam di Indonesia, berdasarkan Alwi Sihab bukan berasal dari jalur Arab, dan Persia, melainkan dari Arab langsung.

Masalah siapa yang membawa agama Islam masuk ke Indonesia juga terdapat beberapa pendapat. Pendapat-pendapat tersebut ialah sebagai berikut.


  1. Para pedagang. Para pedagang muslim ialah baik itu yang berasal dari Arab maupun Gujarat tiba ke Indonesia untuk berdagang, tetapi mereka melaksanakan pelayaran berdasarkan angin musim, maka harus menunggu beberapa waktu untuk melaksanakan pelayaran kembali. Pada kesempatan itulah, mereka memanfaatkan waktunya untuk berdakwah membuatkan agama.
  2. Para mubaligh. Mubalig ialah orang yang tugasnya memberikan pemikiran agama Islam. Para mubalig lebih jago atau lebih tau keadaan atau kondisi masyarakat lantaran kiprah mereka memang khusus untuk berdakwah.
  3. Golongan Sufi. Penyiaran agama melalui tasawuf terasa lebih cocok dengan kondisi masyarakat Indonesia yang suka sesuatu yang berbau mistik.


Bisakah anda menjelaskan sumber sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia? Sumber sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia ada dua, yaitu sumber eksternal (dari luar negeri) dan sumber internal (dari dalam negeri). Yang termasuk sumber eksternal ialah sebagai berikut.


  1. Berita Arab. Berita Arab diketahui dari para pedagang Arab yang melaksanakan aktivitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab ini telah tiba ke Indonesia semenjak masa Kerajaan Sriwijaya terbukti adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya yaitu zabaq, zabay, atau sribusa.
  2. Berita Eropa, dibawa oleh Marcopolo (Italia) yang menjadi orang Eropa pertama yang tiba ke Indonesia. Ketika Marcopolo kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut, Marcopolo menerima kiprah dari Kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada Kaisar Romawi. Dalam perjalanan tersebut Marcopolo singgah di Sumatra cuilan Utara. Di kawasan ini Marcopolo menemukan adanya kerajaan Islam yaitu kerajaan Samudera Pasai.
  3. Berita India, para pedagang Gujarat dari India selain melaksanakan perdagangan juga membuatkan agama Islam di pesisir pantai. 
  4. Berita Cina, Mi Huan (sekretaris Laksamana Cheng Ho) menyampaikan bahwa pada tahun 1400 telah ada pedagang-pedagang Islam yang tinggal di Pantai Utara Jawa.


Berikut ialah sumber sejarah mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara dari sumber internal.


  • Batu Nisan Fatimah binti Maimun (1028) sezaman dengan masa kerajaan Kediri yang bertuliskan Arab di Leran (Gresik). Peninggalan kerikil nisan ini menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke kawasan Jawa Timur.
  • Makam Sultan Malik as-Saleh (1297) di Sumatra (raja Samudra Pasai). Berdasarkan peninggalan ini sanggup disimpulkan bahwa untuk pertama kalinya muncul seorang raja beragama Islam dengan gelar "sultan".
  • Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik. Jirat makam ini didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.


Dari sumber-sumber tersebut sanggup dipastikan bahwa dampak Islam di Indonesia telah berkembang semenjak masa kerajaan Hindu sampai pada suatu dikala perkembangan Islam sanggup menggeser dampak Hindu di Indonesia.

Semua pendapat diatas bukan mengada-ada, melainkan saling melengkapi. Islamisasi yang ada di kepulauan Indonesia merupakan hal yang kompleks sampai kini posisinya masih terus berjalan. Pasai dan Malaka merupakan tempat dimana tongkat estafet islamisasi dimulai. Pengaruh Pasai kemudian diwarisi Aceh Darussalam, sedangkan Johor tidak pernah sanggup melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka.

Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim islam ke wilayahnya. Selain itu, Minangkabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam dan tidak akan melupakan Aceh sebagai peletak dasar tradisi surau di Ulakan. Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau yang telah membawa Islam. Dalam tradisi Luwu dari Gowa-Tallo, peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau akan selalu diingat.

Pada pertengahan kala ke-15, ibukota Campa, Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang tiba dari Utara. Campa dalam kenangan histori Jawa selalu diingat dalam kaitannya dengan islamisasi. Dari Campa inilah Raden Rahmat anak seorang putri Campa dengan seorang Arab tiba ke Majapahit untuk menemui bibinya yang telah menikah dengan raja Majapahit. Beliau dikenal sebagai sunan Ampel (salah seorang Walisanga).

Dalam sumber Belanda, sunan giri bukan saja besar lengan berkuasa dikalangan para wali, melainkan juga dikenang sebagai penyebar agama Islam ke kepulauan Indonesia cuilan timur. Sultan Zainal Abidin (Raja Ternate) pergi ke giri (1495) untuk memperdalam pengetahuan agama. Setelah kembali ke Ternate Sultan Zainal Abidin meninggal, namun dia telah menyebabkan Ternate sebagai kekuatan Islam. Di cuilan yang lain, Demak telah berhasil mengislamkan Banjarmasin.

Mata rantai proses islamisasi di kepulauan Indonesia tersebut masih terus berlangsung. Jaringan keislaman di kepulauan Indonesia inilah yang nantinya mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia. Hal diatas menunjukan sejarawan belanda menyebutkan bahwa islam masuk ke indonesia melalui para wali, yaitu dalam hal ini  sunan giri.

Demikianlah artikel perihal Islam Masuk ke Nusantara beserta Sumber-sumber Sejarahnya. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel