Pola Distribusi Intrapopulasi Organisme
A. JUDUL PRAKTIKUM
Pola Distribusi Intrapopulasi Organisme
B. TUJUAN
Mengetahui teladan penyebaran organisme dalam populasi binatang dikaitkan dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitatnya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. kuadrat ukuran 40x40 cm2
2. cangkul
3. kantung plastik
4. plastik meja ukuran 50x50 cm2
5. thermometer tanah
6. thermomter lingkungan
7. hygrometer sling
8. neraca o-Hauss
9. labu erlenmeyer
10. batang pengaduk
11. gelas ukur
12. aquades
13. pH Indikator
14. spiritus
15. lampu spiritus
16. porselen bakar/tahan api
17. kalkulator scientifik
D. CARA KERJA
1. Pencuplikan cacing tanah
a. Setiap kelompok mengambil lokasi pengamatan yang berbeda. Pada setiap lokasi pengamatan, tentukan lima titik sampel secara acak. Berikan catatan ringkas mengenai citra kondisi fisik dan vegetasi lingkungan dari lokasi daerah saudara melaksanakan pengamatan.
b. Setiap titik tersebut selanjutnya diambil sampel dengan luasan yang dibatasi oleh kuadrat dan dengan kedalaman 20 cm. Setiap hasil galian harus ditampung dalam plastik untuk lalu dicacah jumlah cacing tanah sambil menutupi kembali galian dengan tanah asal.
2. Pengukuran suhu tanah
Suhu tanah diukur untuk setiap titik pengamatan dengan cara menancapkan thermometer di tengah kedalaman tanah sebelum digali.
3. Pengukuran pH tanah
Dilakukan dengan mengambil 5 gr sampel tanah dan menyimpannya dalam wadah lalu encerkan dengan aquades sebanyak 12.5 ml. Saring hasil pengenceran tersebut dengan kertas saring dan tempatkan dalam lempeng porselen. Selanjutnya uji pH memakai pH indikator.
4. Pengukuran kandungan air
Pengukuran kandungan air dalam tanah dilakukan dengan mengambil tanah sampel sebesar ibu jari tangan lalu timbang dan catat. Hasil penimbangan tersebut lalu dijemur di terik matahari sampai menawarkan gejala kering sempurna. Timbang kembali hasil penjemuran dan catat.
Kandungan air dalam tanah yaitu selisih berat antara sebelum (a) dan sesudah (b) tanah dijemur dibagi berat sebelum dijemur lalu kesannya dikalikan dengan 100%.
5. Pengukuran kandungan serasah
Serasah di ambil pada permukaan tanah di dalam kuadrat dimasukkan ke dalam kantong dan ditimbang.
6. Pengukuran kandungan materi organik tanah
Bahan yang akan diukur yaitu hasil pengeringan pada langkah pengukuran kandungan air. Catat berat kering tanah tersebut sebagai berat awal (a), lalu tanah tersebut dibakar dalam panggangan selama 6 jam atau bakar memakai spiritus sampai tanah berwarna merah bata dan kandungan organik tanah bebas terbakar. Timbang hasil pembakaran tersebut lalu catat sebagai berat selesai (b).
Kandungan materi organik diperoleh dengan menghitung memakai rumus ibarat pada pengukuran kadar air.
Pola Distribusi Intrapopulasi Organisme
B. TUJUAN
C. ALAT DAN BAHAN
Baca Juga
2. cangkul
3. kantung plastik
4. plastik meja ukuran 50x50 cm2
5. thermometer tanah
6. thermomter lingkungan
8. neraca o-Hauss
9. labu erlenmeyer
10. batang pengaduk
11. gelas ukur
12. aquades
13. pH Indikator
14. spiritus
15. lampu spiritus
16. porselen bakar/tahan api
17. kalkulator scientifik
D. CARA KERJA
1. Pencuplikan cacing tanah
a. Setiap kelompok mengambil lokasi pengamatan yang berbeda. Pada setiap lokasi pengamatan, tentukan lima titik sampel secara acak. Berikan catatan ringkas mengenai citra kondisi fisik dan vegetasi lingkungan dari lokasi daerah saudara melaksanakan pengamatan.
b. Setiap titik tersebut selanjutnya diambil sampel dengan luasan yang dibatasi oleh kuadrat dan dengan kedalaman 20 cm. Setiap hasil galian harus ditampung dalam plastik untuk lalu dicacah jumlah cacing tanah sambil menutupi kembali galian dengan tanah asal.
2. Pengukuran suhu tanah
Suhu tanah diukur untuk setiap titik pengamatan dengan cara menancapkan thermometer di tengah kedalaman tanah sebelum digali.
3. Pengukuran pH tanah
Dilakukan dengan mengambil 5 gr sampel tanah dan menyimpannya dalam wadah lalu encerkan dengan aquades sebanyak 12.5 ml. Saring hasil pengenceran tersebut dengan kertas saring dan tempatkan dalam lempeng porselen. Selanjutnya uji pH memakai pH indikator.
4. Pengukuran kandungan air
Pengukuran kandungan air dalam tanah dilakukan dengan mengambil tanah sampel sebesar ibu jari tangan lalu timbang dan catat. Hasil penimbangan tersebut lalu dijemur di terik matahari sampai menawarkan gejala kering sempurna. Timbang kembali hasil penjemuran dan catat.
Kandungan air dalam tanah yaitu selisih berat antara sebelum (a) dan sesudah (b) tanah dijemur dibagi berat sebelum dijemur lalu kesannya dikalikan dengan 100%.
5. Pengukuran kandungan serasah
Serasah di ambil pada permukaan tanah di dalam kuadrat dimasukkan ke dalam kantong dan ditimbang.
6. Pengukuran kandungan materi organik tanah
Bahan yang akan diukur yaitu hasil pengeringan pada langkah pengukuran kandungan air. Catat berat kering tanah tersebut sebagai berat awal (a), lalu tanah tersebut dibakar dalam panggangan selama 6 jam atau bakar memakai spiritus sampai tanah berwarna merah bata dan kandungan organik tanah bebas terbakar. Timbang hasil pembakaran tersebut lalu catat sebagai berat selesai (b).
Kandungan materi organik diperoleh dengan menghitung memakai rumus ibarat pada pengukuran kadar air.