Imitasi Perbandingan Genetis


A. JUDUL :
Imitasi Perbandingan Genetis
B. TUJUAN
1. Mendapatkan citra perihal kemungkinan gen-gen yang dibawah oleh gamet-gamet akan bertemu secara acak
2. Melakukan pengujian X2 untuk mengetahui apakah hasil yang didapat biasa dianggap baik atau tidak
C. DASAR TEORI
Teori pertama perihal sistem pewarisan yang sanggup diterima kebenarannya dikemukakan oleh Gregor Mendel pada tahun 1865. Teori ini diajukan menurut penelitian persilangan aneka macam varietas kacang kapri (Pisum sativum). Dalam percobaannya Mendel menentukan tumbuhan yang mempunyai sifat biologi yang gampang diamati. Berbagai alasan dan laba memakai tumbuhan kapri yaitu, (a) Tanaman kapri tidak hanya mempunyai bunga yang menarik, tetapi juga mempunyai mahkota yang tersusun sehingga melindungi bunga kapri terhadap fertilisasi oleh serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga menyerbuk sendiri secara alami; (b) Penyerbukan silang sanggup dilakukan secara akurat dan bebas, sanggup dipilih mana tetua jantan dan betina yang diinginkan; (c) Mendel sanggup mengumpulkan benih dari tumbuhan yang disilangkan, kemudian menumbuhkannya dan mengamati karakteristik (sifat) keturunannya.
Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tumbuhan kapri. Masing-masing sifat yang dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat mayoritas dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal dengan istilah monohibrid. Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat (dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid). Hasil percobaannya ditulis dalam makalah yang berjudul Experiment in Plant Hybridization.
Varietas-varietas yang disilangkan disebut tetua atau parental (P). Biji-biji hasil persilangan antar parental disebut biji filial-1 (F1). Ciri-ciri F1 dicatat dan bijinya ditanam kembali. Tanaman yang tumbuh dari bij F1 dibiarkan menyerbuk semdiri untuk menghasilkan biji generasi berikutnya (F2). Dalam percobaannya Mendel mngamati hingga generasi F7, dan juga melaksanakan persilangan antara F1 dengtan salah satu tetuanya (test cross).
Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tumbuhan F1 hanya ciri (sifat) dari alah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali. Ciri sifat tetua yang hilang pada F1 terjadi alasannya tertutup, kemudian disebut ciri resesif, dan yang menutupi disebut dominan. Dari seluruh percobaan monohibrid untuk 7 sifat yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1 antara jumlah individu dengan ciri dominan:resesif.
Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa setiap sifat iorganisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam setiap tumbuhan terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya. Pada ketika pembentukkan gamet, setiap faktor sanggup dipisah kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum Mendel I, yaitu aturan segregasi. Perbandingan pada F2 untuk ciri mayoritas : resesif = 3 : 1, terjadi alasannya adanya proses penggabungan secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari tumbuhan F1. Bukti-bukti Mendel untuk menjelaskan teori partikulat mengenai pewarisan: (a) Persilangan tumbuhan tinggi dan pendek; (b) Pada generasi F1 semua keturunan (zuriat) berbatang tinggi; (c) Pada generasi F2 26% berbatang pendek dan 74% berbatang tinggi.
Miosis dan Hukum Segregasi Mendel
Hukum segregasi Mendel mengikuti proses miosis.
a. Individu heterozigot untuk alel tinggi (T) dan alel pendek (t).
b. Setelah kromosom mengganda, melalui miosis I dan II menghasilkan sel-sel haploid. Tiap-tiap sel mempunyai alel tunggal untuk gen tinggi tumbuhan , baik T atau t, maka alel T dan t bersegregai bebas satu sama lain.
c. Selama fertilisasi alel bergabung secara acak.

Keturunan mempunyai rasio genotipe: 1 TT : 2 Tt : 1 tt dan rasio fenotipe : 3 tinggi : 1 pendek.



Download  |  Sumber

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel