Laporan Pembuatan Kristal Cuso4
Laporan Pembuatan Kristal CUSO4
I. Dasar Teori
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu2+mengalami disproporsionasi secara impulsif pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) mustahil terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu kalau kita mencoba menciptakan (Cu2+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu¬¬2+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak kalau Cu2+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100 C dan yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibentuk dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan sampai jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal kalau didinginkan. Pada skala industri, senyawa ini dibentuk dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3