Laporan Ekstrasi Asam Basa
Laporan Ekstrasi Asam Basa
I. Tujuan Percobaan
Mempraktekkan metode ekstraksi asam-basa dan memahami prinsip dasar dari metode ekstraksi asam-basa.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Ekstraksi Asam-Basa
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang menyangkut perpindahan zat dari suatu fasa ke fasa yang lain. Jika kedua fasa merupakan cairan yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair suatu senyawa dipartisipasikan diantara dua pelarut atau fasa.
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling bercampur mengatakan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis, bahkan bila tujuan utamanya bukan untuk menganalisis namun hanya sekedar preparatif. Ekstraksi sanggup menjadi suatu langkah penting untuk mendapat produk murni dalam laboratorium organik, anorganik, maupun biokimia. Ekstraksi terkadang memakai peralatan yang rumit, namun seringkali hanya memakai corong pisah. Teknik ini sanggup dipakai sepanjang jangkauan konsentrasi (pada aneka macam konsentrasi), dari konsentrasi kecil, misalkan pada isolasi kuantitas yang sangat sedikit dari isotop-isotop bebas pengemban yang diperoleh dengan transmisi dan transmutasi nuklir atau isolasi materi industri yang diproduksi berton-ton. Pemisahan ekstraksi biasanya higienis dalam artian tidak ada analog kopresipitasi dengan system menyerupai itu.
Dasar metode ekstrasi cair-cair distribusi senyawa diantara dua fasa zat cair yang berada dalam keadaan kesetimbangan. Kesetimbangan partisi bergantung pada kelarutan senyawa pada masing-masing fasa. Perbandingan konsentrasi di kedua fasa tersebut disebut koefisien distribusi (K), yaitu K = Ca/Cb. Perpindahan senyawa terlarut dari satu fasa ke fasa lainnya karenanya mencapai keadaan setimbang pada jumlah senyawa yang terpartisi. Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia diantara dua fase pelarut yang tidak sanggup saling bercampur dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagiannya lagi larut pada fase kedua. Kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, kemudian didiamkan hingga terjadi pemisahan tepat dan terbentuk dua lapisan fasa zat cair. Komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fasa tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair yaitu ekstraksi sedikit demi sedikit (batch), ekstraksi kontinue, dan ekstraksicounter current. Ekstraksi sedikit demi sedikit merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai, lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering dipakai untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jikalau jumlah ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit.
Prinsip dasar ekstraksi yaitu distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yg tidak bercampur
• Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel.
• Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam baskom silinder yang kepingan bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui hingga keadaan jenuh.
• Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu bantalan lingkaran sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jikalau cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu bantalan lingkaran melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
• Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu bantalan lingkaran gotong royong dengan cairan penyari kemudian dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu bantalan bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu bantalan bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan hingga penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam.
• Prinsip Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda.
• Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu bantalan bulat, cairan penyari sanggup menguap 5-10ยบ C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh lantaran adanya penurunan tekanan.
Kadang-kadang perlu atau disukai untuk memperhitungkan komplikasi kimiawi dalam kesetimbangan ekstraksi. Misalnya perhatikan distribusi asam benzoate itu terionisasi sebagian. Dalam fasa benzene , asam benzoate terdimerisasi sebagian oleh pengikatan hydrogen dalam gugus karbonil. Ternyata kebetulan bahwa ion benzoate hamper keseluruhannya tetap berada dalam fasa cair dan dimer asam benzoate hanay dalam fasa organic , lagi pula dalam eksperimen yang pratetis biasanya hebat kimia itu ingin mengetahui dimana asam benzoate itu berada, tidak peduli apakah asam benzoate itu terionkan atau terdimerkan. Juga ia lebihberminat akan banyaknya daripada akan acara termodinamikanya. Maka ia akan dilayani dengan lebih baik oleh suatu rumus yang akan menggabungkan konsentrasi semua sepesies dalam fasa tersebut:
D= ∑asam benzoat dalam fasa organik / ∑asam benzoat dalam fasa cair angka banding D disebut angka banding distribusi. Jelas bahwa D tidak akan tetap konstan sepanjang jangka kondisi eksperimen.