Rahasia Berserah Diri Kepada Allah
RAHASIA BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Janganlah menentukan untuk menarik kenikmatan-kenikmatan dan menolak setiap musibah. Jika memang kenikmatan itu telah menjadi milikmu, engkau niscaya akan berusaha menariknya atau menghindarinya. Begitu juga dengan musibah, petaka itu merupakan suatu keadaan yang sanggup menimpamu, yang kalau telah menjadi bagianmu, maka beliau akan menuntunmu, baik ketika engkau menghendakinya atau engkau berusaha untuk menghilangkannya dengan berdoa, bersabar atau menguatkan diri pada apa yang menjadi kerelaan dan keridhaan Allah.
Tetapi, serahkan saja semuanya kepada Allah, alasannya yaitu ketentuan-Nya akan berlaku kepada dirimu. Jika terdapat kenikmatan dalam dirimu, maka berusahalah untuk bersyukur. Dan, kalau engkau menerima musibah, maka berusahalah untuk bersabar dan tetap bersabar!
Atau, boleh juga dengan berusaha untuk menyusuaikan diri, berusaha menikmati, menghilangkan diri di dalamnya, sesuai dengan kadar kemampuan dirimu. Lalu, tetaplah berjalan di atas jalan Allah SWT, dimana engkau diperintahkan untuk mentaati-Nya biar engkau hingga kepada Dzat Yang Maha Tinggi.
Pada ketika itulah engkau akan menempati kedudukan orang-orang terdahulu dari golongan shiddiqqin, syuhada, dan shalihin. Serta biar engkau juga sanggup melihat dengan mata kepala sendiri orang-orang yang sudah mendahului engkau di sisi Sang Maha Penguasa dan melihat kedekatan mereka kepada-Nya.Mereka yaitu orang-orang yang telah menemukan semua bentuk kesenangan, kegembiraan, rasa aman, kemuliaan dan kenikmatan di sisi Allah SWT.
Tinggalkanlah setiap petaka yang mendatangimu! Pergilah jauh meninggalkan jalannya! Jangan hanya terpaku dan takut menghadapi kedatangan dan kedekatannya. Ingatlah bahwa panas api petaka itu tidak lebih panas daripada api Neraka Jahannam.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sebaik-baik manusia, sebaik-baik insan yang dipangku oleh bumi dan dinaungi oleh langit, Rasulullah, Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Neraka Jahannam itu berkata kepada seorang Mukmin; ‘Hai Orang Mukmin, lewatlah engkau di atasku, Sungguh, nyala apiku telah padam dengan cahayamu!”(HR Thabrani)
Maka, tidaklah cahaya seorang Mukmin yang menciptakan padam kobaran api Neraka Jahannam itu, kecuali hanyalah cahaya yang telah mendampinginya di kehidupan dunia, yang diperuntukkan bagi orang yang melewati kehidupan dan cobaan hidup di dunia.
Jadi, padamkanlah kobaran api Neraka Jahannam dengan memakai cahaya ini! Dan, temukanlah dinginnya kesabaranmu, keserasian dan keindahan ketaatanmu kepada Sang Maha Penguasa, serta gerakkanlah apa yang terdapat dalam dirimu!
Musibah itu tiba kepadamu bukan untuk membinasakanmu. Tetapi, petaka itu tiba untuk memberimu cobaan dan ujian kepadamu serta menyampaikan kebenaran keimananmu dan memperkokoh tali imanmu. Batin petaka itu akan memberi kegembiraan kepada Tuhanmu dengan rasa bangga-Nya kepadamu.
Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji engkau biar engkau mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara engkau, dan biar Kami menyatakan (baik-buruknya) hal ihwalmu.”(QS Muhammad: 31)
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul-Ghaib.
Sumber https://www.samsulasia.com/