Pengertian Dan Arti Hidup Berdasarkan Pandangan Islam
Arti Hidup di dalam islam. Semoga postingan ini sanggup membantu para teman netter. Arti dan pengertian hidup didalam dan menuru islam.
Dalam surah 67 (Al Mulk), ayat 1dan 2 : Maha suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menyebabkan MATI dan HIDUP, supaya Dia menguji kau siapa di antara kau yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).
Dari ayat tersebut sanggup ditarik pengertian bahwa “MATI” dan “HIDUP” ialah makhluk/ciptaan Allah juga.
DUA KALI MATI DAN DUA KALI HIDUP
Surah Al Baqarah ayat 28 menjelaskan :
(Mengapa kau kafir kepada Allah, padahal kau tadinya mati, kemudian Allah menghidupkan kamu, kemudian kau dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kau dikembalikan)
Ayat tersebut melukiskan bahwa sebelum masa konsepsi (pembuahan dalam rahim) insan ialah benda mati kemudian dihidupkan (diberi hayat) oleh Allah lahir kedunia hingga ajalnya mati lagi ibarat keadaan sebelum konsepsi kemudian dihidupkan kembali untuk kedua kalinya. Meskipun mengalami dua kali mati dan dua kali hidup tetapi kematian atau mati yang pertama tidak sama dengan kematian atau mati yang kedua. Demikian pula kehidupan atau hayatnya yang pertama tidak sama sengan kehidupan atau hayatnya yang kedua.
Hal ini sanggup dipahami dari ayat 64 dari Surah Al Ankabut : (Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhnya kampung darul abadi itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui)
Kemudian ayat 77 dari surah Al Qashash (Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung darul abadi dan janganlah kau melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat sepakat (Kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kau berbuat kerusakan di (muka) bumi. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).
Akhirnya mari kita baca ayat 56 dari surah Al Dzariyat : (Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi – Ku).
Dari ayat-ayat tersbut sanggup dipahami bahwa hidup insan di dunia ini.hanyalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah semata. Dan dedikasi insan di dunia ini laksana “senda gurau” yang akan diakhiri dengan kematiannya yang kedua untuk hidup kekal selamanya. Dimana kwalitas kehidupan di darul abadi itu sangat bersahabat hubunagannya dengan kwalitas kehidupan di dunia ini.
Dalam surah An Najm ayat 38, 39, 40 : ( Bahwa sanya seorang yang brdosa tidak akan memikul dosa orang lain). Dan bahwa sanya seorang insan tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan sebetulnya perjuangan itu kelak akan diperhitungkannya).
Maka jelaslah bagi kita, bahwa hidup di dunia ini ialah masa pengabdian, sedangkan hidup di darul abadi ialah masa keabadian. Barang siapa yang baik hidupnya di dunia ini (dalam arti ibadahnya ) akan baik pulalah hidupnya di darul abadi kelak. Hidup di dunia memang hanya sekali oleh lantaran itu semoga diisi dengan dedikasi yang benar. Salah pilih berarti hidup sengsara selama-lamanya. Wal ‘Iyadz billahi!
Jika kita teliti sekali lagi, ayat-ayat yang telah dicantumkan dimuka. Maka kita akan memperoleh informasi mengenai proses ciptaan insan mulai dari tanah hingga dengan selesai kehidupannya yaitu:
(1) Tahap pertama di alam Roh
(2) Tahap kedua di alam Ar’haam
(3) Tahap ketiga di alam dunia
(4) Tahap keempat di alam Barzah
(5) Tahap kelima di alam Akhirat
Penjelasannya lebih lanjut ialah sebagai berikut :
Dari ayat tersebut sanggup ditarik pengertian bahwa “MATI” dan “HIDUP” ialah makhluk/ciptaan Allah juga.
DUA KALI MATI DAN DUA KALI HIDUP
Surah Al Baqarah ayat 28 menjelaskan :
(Mengapa kau kafir kepada Allah, padahal kau tadinya mati, kemudian Allah menghidupkan kamu, kemudian kau dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kau dikembalikan)
Ayat tersebut melukiskan bahwa sebelum masa konsepsi (pembuahan dalam rahim) insan ialah benda mati kemudian dihidupkan (diberi hayat) oleh Allah lahir kedunia hingga ajalnya mati lagi ibarat keadaan sebelum konsepsi kemudian dihidupkan kembali untuk kedua kalinya. Meskipun mengalami dua kali mati dan dua kali hidup tetapi kematian atau mati yang pertama tidak sama dengan kematian atau mati yang kedua. Demikian pula kehidupan atau hayatnya yang pertama tidak sama sengan kehidupan atau hayatnya yang kedua.
Hal ini sanggup dipahami dari ayat 64 dari Surah Al Ankabut : (Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhnya kampung darul abadi itulah kehidupan yang sebenarnya kalau mereka mengetahui)
Kemudian ayat 77 dari surah Al Qashash (Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung darul abadi dan janganlah kau melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat sepakat (Kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kau berbuat kerusakan di (muka) bumi. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).
Akhirnya mari kita baca ayat 56 dari surah Al Dzariyat : (Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi – Ku).
Dari ayat-ayat tersbut sanggup dipahami bahwa hidup insan di dunia ini.hanyalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah semata. Dan dedikasi insan di dunia ini laksana “senda gurau” yang akan diakhiri dengan kematiannya yang kedua untuk hidup kekal selamanya. Dimana kwalitas kehidupan di darul abadi itu sangat bersahabat hubunagannya dengan kwalitas kehidupan di dunia ini.
Dalam surah An Najm ayat 38, 39, 40 : ( Bahwa sanya seorang yang brdosa tidak akan memikul dosa orang lain). Dan bahwa sanya seorang insan tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan sebetulnya perjuangan itu kelak akan diperhitungkannya).
Maka jelaslah bagi kita, bahwa hidup di dunia ini ialah masa pengabdian, sedangkan hidup di darul abadi ialah masa keabadian. Barang siapa yang baik hidupnya di dunia ini (dalam arti ibadahnya ) akan baik pulalah hidupnya di darul abadi kelak. Hidup di dunia memang hanya sekali oleh lantaran itu semoga diisi dengan dedikasi yang benar. Salah pilih berarti hidup sengsara selama-lamanya. Wal ‘Iyadz billahi!
Jika kita teliti sekali lagi, ayat-ayat yang telah dicantumkan dimuka. Maka kita akan memperoleh informasi mengenai proses ciptaan insan mulai dari tanah hingga dengan selesai kehidupannya yaitu:
(1) Tahap pertama di alam Roh
(2) Tahap kedua di alam Ar’haam
(3) Tahap ketiga di alam dunia
(4) Tahap keempat di alam Barzah
(5) Tahap kelima di alam Akhirat
Penjelasannya lebih lanjut ialah sebagai berikut :
TAHAP PERTAMA DI ALAM ROH :
Pengetahuan insan perihal roh sangat terbatas. Namun cukup bagi pegangan kita, bahwa roh tidak mati, hidup awet hingga selesai nanti.
Al Qur’an sendiri hanya menyebutkan kata roh dalam 20 ayat saja. Dengan arti dan makna yang tidak sama : sbb.
1. Al Baqarah ayat : 87
2. Al Baqarah ayat : 258 (dalam kedua ayat ini kata Roh diikuti dengan kata Qudus, artinya : malaikat Jibril
3. An Nisaa : 171, kata roh disini berarti Roh Nabi Isa a.s
4. Al Maaidah : 110, Ruhul Qudus lagi
5. An Nahl : 2 maksudnya Wahyu / Al Quran
6. An Nahl : 16 Ruhul Qudus (Jibril ) juga
7. Al Israa : 85, Roh urusan Tuhanku
8. Asy Syu’araa : 193, Ruhul Ambin = Jibril
9. Al Mu’min : 15, maksudnya Jibril pula
10. Al Mujadalah : 22 Wahyu Illahi
11. Al Ma’arij : 4, Malaikat Jibril
12. An Naba : 38, Roh Manusi sejagad
13. Al Qadar : 4 Malaikat Jibril
14. Assyuraa : 52, Al Qur’an
15. Maryam : 17, JIbril
16. Al Anbiya : 91, Jibril
17. At Tahrim : 12 Roh Nabi Isa a.s
18. As Sajdah : 7-8-9 : Roh Nabi Adam a.s
19. Al Hijr : 29, Roh Nabi Adam a.s
20. Shaad : 72 Roh Nabi Adam a.s
Dari ayat-ayat tersebut ternyata : 10 diantaranya bermakna malaikat Jibril, Al Alquran : 3 Nabi Adam: 3 Nabi Isa : 2 Roh segala insan : 1 dan Roh urusan Tuhanku.
Maka patutlah, duduk kasus roh hanya sedikit saja insan diberi ilmu tentangnya. Itulah pula sebabnya orang sering terkecoh pengertiannya, sehingga para cerdik lagi pintar ada yang “terlanjur” menyamakan arti roh dengan jiwa. Roh tidak pernah mati, tetapi jiwa akan mati, sesuai firman Allah SWT : “Tiap-tiap jiwa merasa mati”
(Surah Ali Imran, ayat 185, Surah Al Anbiya ayat 35, Surah Al Ankabut ayat 52).
Seandainya kata jiwa sinonim dengan roh tentunya psikologi sanggup diartikan sebagai ilmu roh disamping disebut ilmu jiwa.
Kembali ke duduk kasus roh. Dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhori dan Iman Muslim diterangkan, bahwa penciptaan insan berlangsung melalui tahap-tahap :
1. Sebagai nuthfah selama 40 hari
2. Sebagai ‘Alaqah selama 40 hari
3. Sebagai Madigah selama 40 hari
Kemudian tahap 4 Baru ditiupkan roh ke dalamnya.
TAHAP KEDUA DI ALAM AR'HAAM :
“Dia yang membentuk kau dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Kuasa Lagi Maha Bijaksana” (Ali Imran : 6).
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap wanita dan kandungan rahim yang kurang tepat dan yang bertambah dan segala sesuatu pada sisinya ada kurangnya” (Ar Ra’du : 8).
“Hai manusia, kalau kau dalam keraguan perihal kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sebetulnya Kami telah menyebabkan kau dari tanah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna, semoga Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami memutuskan (sesudah itu) dalam rahim, apa yang Kami kehendaki hingga waktu yang sudah ditentukan. Kemudian kami keluarkan kau sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kau sampailah kepada kedewasaan dan diantara kau ada yang diwafatkan dan (ada pula) diantara kau ada yang dipanjangkan umurnya hingga pikun, hingga beliau tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kau lihat bumi ini kering kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan aneka macam macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al Haji ayat : 5)
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan perihal Hari Kiamat; Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tiada seorangpun yang sanggup mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang sanggup mengetahui di bumi mana beliau akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha dalam pengetahuan-Nya.” (Luqman ayat : 34)
Keadaan dalam Alam Ar'haam, dilukiskan oleh Allah sbb :
“Dia membuat kau dari seorang diri kemudian Dia jadikan dari pada isterinya dan Dia menurunkan untuk kau delapan ekor yang berpasangan dari hewan ternak. Dia menyebabkan kau dalam tiga kegelapan yang (berbuat) demikian itu ialah Allah, Pencipta kamu, Pencipta yang memiliki kerajaan, tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kau sanggup dipalingkan.” ( Az Zumar ayat : 6).
Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, dalam rahim dan kegelapan dalam selaput yang menutup dalam rahim.
TAHAP KETIGA DI ALAM DUNIA :
Kata dunia tidak kurang dari 112 kali disebutkan dalam Al Quran. Menikmati kehidupan duniawi tidak tidak boleh hanya saja perlu dipahami, bahwa dunia ini kawasan berbakti, tetapi penuh tipu daya.
Allah berfirman :
“Katakanlah : “Siapakah yang mengharumkan pemanis dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharumkan) rezeki yang baik.” Katakanlah (dan orang-orang yang tidak beriman) dalam kehidupan dunia semata-mata bagi orang-orang yang beriman di hari kiamat. Demi kianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui” (Al A’raaf).
Ayat-ayat ini menunjukan dengan terang bahwa pemanis dari Allah dan makanan yang baik itu sanggup dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tak beriman sedang di darul abadi nanti ialah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
Oleh lantaran itu, Allah peringatkan dengan firman-Nya :
“ Hai golongan jin dan manusia, apakah belum tiba kapadamu Rasul-Rasul dari golongan kau sendiri, yang mau memberikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuan dengan hari ini?
Mereka berkata : “Kami menjadi saksi atas diri kau sendiri”. Kehidupan dunia telah menipu mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka ialah orang-orang yang kafir”.
(Al An’aam ayat : 130)
Yang diseru dalam ayat ini atau dalam Al Qur'an pada umumnya ialah jin dan manusia. Mengapa ? Sebab Allah telah mengeluarkan dekrit-Nya sbb : “ Dan tidak Kuciptakan jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdiKu” (surah Adz Dzariyat ayat :56).
Dan dedikasi kepada Allah ini akan diterima apabila didasari dengan rasa takwa sesuai firmanNya dalam surat Al Maaidah ayat : 27 : “Certakanlah kepada mereka dongeng kedua putera Adam berdasarkan yang sebenarnya, saat keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata : “Aku niscaya membunuhmu!.: berkata (Habil) : “Sesungguhnya Allah hanya mendapatkan (korban/abdian) dari orang-orang yang bertaqwa”.
Nash lain yang menyatakan, bahwa dedikasi yang didasari dengan taqwa sajakan diterima, ialah : “ Daging-daging onta itu sekali tidak sanggup mencapai (keridhoan) Allah dan tidak pula darahnya, tetapi taqwa dari kamulah yang sanggup mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukannya untuk kau supaya kau mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kau dan berilah kabar bangga kepada orang yang berbuat baik.”(Al Hajj, ayat :37).
Dalam surah Al Baqarah : 197 pun ditegaskan : “………….. dan berbekallah kamu, maka sesungguhnya sebaik baik bekal ialah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu hai orang orang yang berakal”.
“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu hingga apabila tiba kematian kepada seseorang dari mereka, beliau berkata : Ya Tuhanku, kembalikanlah saya (ke duina).
“Agar saya berbuat amal yang saleh dalam hal yang telah saya lalaikan”. Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu ialah (sekedar perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan”. (Surah Al Mu’Minun : 99 dan 100).
Dalam sebuah hadist, Rasullullah mengajarkan doa kepada umatnya : “ Allahumma, saya mohon kepada-Mu tunjangan dari kekufuran dan kefakiran dan saya berlindung kepada-Mu dari azab kubur. tidak ada Tuhan melainkan Engkau.” (H.R. Abu Daud).
TAHAP KELIMA DI ALAM AKHIRAT :
Alam darul abadi disebut juga alam Baka. Artinya alam terakhir yang abadi, tiada bersudahan. Mereka yang kekal di Surga, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dan mereka yang kekal di neraka, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dalilnya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu ialah sebaik-baiknya makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah sorga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu ialah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al Bayyinah : 6-8).
Apa yang diperoleh di darul abadi ialah jawaban dari apa yang dilakukan orang di dunia ini. Amal baik berbalas baik. Amal jelek berbalas buruk. “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesungguhannya. Ia menerima pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia menerima (siksa dari kejahatannya) yang dikerjakannya………….” (Surah Al Baqarah ayat : 286).
Allahu 'alam
Allah berfirman :
“Katakanlah : “Siapakah yang mengharumkan pemanis dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharumkan) rezeki yang baik.” Katakanlah (dan orang-orang yang tidak beriman) dalam kehidupan dunia semata-mata bagi orang-orang yang beriman di hari kiamat. Demi kianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui” (Al A’raaf).
Ayat-ayat ini menunjukan dengan terang bahwa pemanis dari Allah dan makanan yang baik itu sanggup dinikmati di dunia ini oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tak beriman sedang di darul abadi nanti ialah semata-mata untuk orang-orang yang beriman saja.
Oleh lantaran itu, Allah peringatkan dengan firman-Nya :
“ Hai golongan jin dan manusia, apakah belum tiba kapadamu Rasul-Rasul dari golongan kau sendiri, yang mau memberikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuan dengan hari ini?
Mereka berkata : “Kami menjadi saksi atas diri kau sendiri”. Kehidupan dunia telah menipu mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka ialah orang-orang yang kafir”.
(Al An’aam ayat : 130)
Yang diseru dalam ayat ini atau dalam Al Qur'an pada umumnya ialah jin dan manusia. Mengapa ? Sebab Allah telah mengeluarkan dekrit-Nya sbb : “ Dan tidak Kuciptakan jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdiKu” (surah Adz Dzariyat ayat :56).
Dan dedikasi kepada Allah ini akan diterima apabila didasari dengan rasa takwa sesuai firmanNya dalam surat Al Maaidah ayat : 27 : “Certakanlah kepada mereka dongeng kedua putera Adam berdasarkan yang sebenarnya, saat keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata : “Aku niscaya membunuhmu!.: berkata (Habil) : “Sesungguhnya Allah hanya mendapatkan (korban/abdian) dari orang-orang yang bertaqwa”.
Nash lain yang menyatakan, bahwa dedikasi yang didasari dengan taqwa sajakan diterima, ialah : “ Daging-daging onta itu sekali tidak sanggup mencapai (keridhoan) Allah dan tidak pula darahnya, tetapi taqwa dari kamulah yang sanggup mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukannya untuk kau supaya kau mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kau dan berilah kabar bangga kepada orang yang berbuat baik.”(Al Hajj, ayat :37).
Dalam surah Al Baqarah : 197 pun ditegaskan : “………….. dan berbekallah kamu, maka sesungguhnya sebaik baik bekal ialah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu hai orang orang yang berakal”.
Kwalitas kehidupan di darul abadi sangat bersahabat hubungannya dengan kwalitas kehidupan di dunia oleh lantaran itu Allah memperlihatkan pengarahan sbb :“Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah kau melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat sepakat (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kau berbuat kerusakan di bumi. Karena sesungguh nya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Al Qashash ayat :77).
TAHAP KEEMPAT DI ALAM BARZAH :
Alam Barzah ialah alam diseberang makam, setelah insan meninggalkan dunia fana ini. Alam ini merupakan awal dari Alam Akhirat. Alam Barzah disebut juga dengan alam kubur. Alam ini “ghaib” ibarat Alam Roh. Oleh lantaran itu, mustahil orang menyelidikinya. Satu-satunya informasi yang boleh wajib dipegang ialah Wahyu Ilahi. Baik berupa surah Al Alquran maupun hadist shahih. Bahwa alam Barzakh itu berada di seberang makam, dalilnya :“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu hingga apabila tiba kematian kepada seseorang dari mereka, beliau berkata : Ya Tuhanku, kembalikanlah saya (ke duina).
“Agar saya berbuat amal yang saleh dalam hal yang telah saya lalaikan”. Sekali-kali tidak; sesungguhnya itu ialah (sekedar perkataan yang diucapkannya saja. Dan dihadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan”. (Surah Al Mu’Minun : 99 dan 100).
Dalam sebuah hadist, Rasullullah mengajarkan doa kepada umatnya : “ Allahumma, saya mohon kepada-Mu tunjangan dari kekufuran dan kefakiran dan saya berlindung kepada-Mu dari azab kubur. tidak ada Tuhan melainkan Engkau.” (H.R. Abu Daud).
TAHAP KELIMA DI ALAM AKHIRAT :
Alam darul abadi disebut juga alam Baka. Artinya alam terakhir yang abadi, tiada bersudahan. Mereka yang kekal di Surga, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dan mereka yang kekal di neraka, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Dalilnya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu ialah sebaik-baiknya makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka ialah sorga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu ialah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al Bayyinah : 6-8).
Apa yang diperoleh di darul abadi ialah jawaban dari apa yang dilakukan orang di dunia ini. Amal baik berbalas baik. Amal jelek berbalas buruk. “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesungguhannya. Ia menerima pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia menerima (siksa dari kejahatannya) yang dikerjakannya………….” (Surah Al Baqarah ayat : 286).
Baca Juga
Allahu 'alam