Tanda-Tanda Dan Ciri-Ciri Orang Yang Niscaya Masuk Surga
Artikel ihwal :
Tanda-tanda dan ciri-ciri orang (manusia) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
Tanda-tanda orang dan ciri-ciri insan (orang) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
Tanda-tanda dan ciri-ciri orang (manusia) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
Tanda-tanda orang dan ciri-ciri insan (orang) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
1.Memberi Makan.
Tanda yang pertama orang itu pasti masuk nirwana ialah memberi makan dan minum Makan dan minum merupakan kebutuhan insan yang harus dipenuhi oleh masing-masing orang, namun lantaran banyak sekali duduk kasus dalam kehidupan manusia, maka banyak orang yang tidak bisa memenuhinya atau bisa memenuhi tapi tidak sesuai dengan standar kesehatan, lantaran itu, bila kita ingin menerima jaminan masuk surga, salah satu yang harus kita lakukan dalam hidup ini yakni memberi makan kepada orang yang membutuhkannya. Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan, tebarkanlah salam, pasti kau masuk nirwana dengan selamat ” (HR. Tirmidzi).
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama insan harus dijalin dengan sebaik-baiknya, antara sesama saudara dalam iman, terutama yang berasal dari rahim ibu yang sama yang kemudian disebut dengan saudara dalam nasab. Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita mendapatkan jaminan nirwana dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga. Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk nirwana orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni tetapkan tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim). “Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat ihwal maukah saya beritahukan kepada kalian ihwal orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya dia menjawab: Seorang pria yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan lapang dada lantaran Allah ” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam.
Shalat Malam Tempat terpuji di sisi Allah swt yakni nirwana yang penuh dengan kenikmatan yang tiada terkira, balasannya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi daerah yang terpuji itu yakni dengan melaksanakan shalat tahajjud ketika banyak insan yang tertidur lelap, Allah swt berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kau sebagai suatu ibadah perhiasan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kau ke daerah yang Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79). Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa menjadi seorang yang begitu erat dengan Allah swt dan bukti kedekatannya itu yakni dengan tidak melaksanakan penyimpangan dari ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan bisa jadi ia mendapatkan laba duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada ketika insan mengalami kesenangan hidup dengan segala kemudahannya, namun pada ketika lain bisa jadi ia mengalami kesulitan dan kesengsaraan. Karena itu, sesama insan idealnya bisa saling memudahkan, termasuk dalam jual beli. Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka salah satu faktor yang menciptakan insan menerima jaminan nirwana telah diraihnya. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan alam abadi ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini, bahkan ketika dengan alasannya yakni disebarkan dan ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya, kemudian mereka memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus mempunyai semangat dan tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain, balasannya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu tiba dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya. Oleh lantaran itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk nirwana ” (HR. Tirmidzi).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa insan termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik lantaran kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, insan seringkali melaksanakan relasi muamalah dengan sesamanya, salah satunya yakni transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang. Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, bergotong-royong berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan menciptakan seseorang gampang mendapatkan segala peringatan dan pesan tersirat dari siapapun biar waspada terhadap segala ancaman dalam kehidupan di dunia dan akhirat, perilaku ini merupakan sesuatu yang amat penting lantaran setiap insan amat membutuhkan peringatan dari orang lain, balasannya orang ibarat itu akan gampang menempuh jalan hidup yang benar sehingga menerima jaminan akan masuk ke dalam surga.
10. Menahan Amarah.
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya sehingga ia telah menghancurkan manusia, baik secara eksklusif maupun kelompok. Ada beberapa ancaman dari sifat murka yang harus diwaspadai.
Pertam.
Merusak iman, lantaran semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan mempunyai moral yang mulia yang salah satunya yakni bisa mengendalikan dirinya sehingga tidak gampang murka kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda: “Marah itu sanggup merusak iman ibarat pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).
Kedua.
Praktis mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari kiamat, lantaran itu pada ketika kita hendak murka kepada orang lain mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar. Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kau marah. Maka Aku akan mengingatmu jikalau Aku sedang murka (pada hari akhir) “.
Ketiga.
Praktis murka juga akan gampang menyulut kemarahan orang lain sehingga relasi kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh lantaran itu, seseorang gres disebut sebagai orang yang berpengaruh ketika ia bisa mengendalikan dirinya pada ketika murka sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan. Rasulullah saw bersabda: “Orang berpengaruh bukanlah yang sanggup mengalahkan musuh, namun orang yang berpengaruh yakni orang yang sanggup mengontrol dirinya ketika murka ” (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Ikhlas.
Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYang Dicintai. Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, lantaran anak itu menjadi impian masa depan dan kesinambungan keluarga. Karenanya senang sekali seseorang bila dikaruniai anak, baik laki maupun perempuan. Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, kemudian dia merelakannya (karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang perempuan bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan memperlihatkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha mencurigai kebenaran mutlak Al-Qur’an.
13.Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu menciptakan kita menjadi insan yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali kasus antar insan yang harus diselesaikan secara aturan sehingga dibutuhkan pengadilan yang bisa tetapkan kasus secara adil, untuk itu dibutuhkan hakim yang adil dan bijaksana sehingga ia bisa tetapkan kasus dengan sebaik-baiknya. Bila ada hakim yang baik, maka ia akan menerima jaminan bisa masuk ke dalam surga. Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar kemudian memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang menawarkan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka dan orang yang mengetahui yang benar kemudian dia menyeleweng dalam menawarkan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim
Allahu 'alam
Semoga Bermanfaat
Sumber : http://mimbarjumat.com
Tanda-tanda dan ciri-ciri orang (manusia) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
Tanda-tanda orang dan ciri-ciri insan (orang) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.

Baca Juga
Tanda-tanda dan ciri-ciri orang (manusia) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
Tanda-tanda orang dan ciri-ciri insan (orang) yang pasti masuk nirwana berdasarkan islam.
1.Memberi Makan.
2. Menyambung Silaturrahim.
Hubungan antar sesama insan harus dijalin dengan sebaik-baiknya, antara sesama saudara dalam iman, terutama yang berasal dari rahim ibu yang sama yang kemudian disebut dengan saudara dalam nasab. Bila ini selalu kita perkokoh, maka di dalam hadits di atas, kita mendapatkan jaminan nirwana dari Rasulullah saw, sedangkan bila kita memutuskannya, maka kitapun terancam tidak masuk surga. Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk nirwana orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni tetapkan tali persaudaraan ” (HR. Bukhari dan Muslim). “Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat ihwal maukah saya beritahukan kepada kalian ihwal orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya dia menjawab: Seorang pria yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan lapang dada lantaran Allah ” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).
3. Shalat Malam.
Shalat Malam Tempat terpuji di sisi Allah swt yakni nirwana yang penuh dengan kenikmatan yang tiada terkira, balasannya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi daerah yang terpuji itu yakni dengan melaksanakan shalat tahajjud ketika banyak insan yang tertidur lelap, Allah swt berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kau sebagai suatu ibadah perhiasan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kau ke daerah yang Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79). Manakala seseorang sudah rajin melaksanakan shalat tahajjud, ia merasa menjadi seorang yang begitu erat dengan Allah swt dan bukti kedekatannya itu yakni dengan tidak melaksanakan penyimpangan dari ketentuan Allah swt meskipun peluang untuk menyimpang sangat besar dan bisa jadi ia mendapatkan laba duniawi yang banyak.
4. Memudahkan Orang Lain.
Dalam hidupnya, ada ketika insan mengalami kesenangan hidup dengan segala kemudahannya, namun pada ketika lain bisa jadi ia mengalami kesulitan dan kesengsaraan. Karena itu, sesama insan idealnya bisa saling memudahkan, termasuk dalam jual beli. Manakala kita sudah bisa memudahkan orang lain, maka salah satu faktor yang menciptakan insan menerima jaminan nirwana telah diraihnya. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan alam abadi ” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
5. Berjihad.
Islam merupakan agama yang harus disebarkan dan ditegakkan dalam kehidupan di dunia ini, bahkan ketika dengan alasannya yakni disebarkan dan ditegakkan itu ada pihak-pihak yang tidak menyukainya, kemudian mereka memerangi kaum muslimin, maka setiap umat Islam harus mempunyai semangat dan tanggungjawab untuk berjihad dengan pengorbanan harta dan jiwa sekalipun.
6. Tidak Sombong.
Takabbur atau sombong adalah menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain, balasannya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu tiba dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya. Oleh lantaran itu, bila kita mati dalam keadaan terbebas dari kesombongan amat mendapatkan jaminan masuk surga, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk nirwana ” (HR. Tirmidzi).
7. Tidak Memiliki Fanatisme Yang Berlebihan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa insan termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik lantaran kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.
8. Terbebas Dari Utang.
Dalam hidup ini, insan seringkali melaksanakan relasi muamalah dengan sesamanya, salah satunya yakni transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang. Rasulullah saw bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, bergotong-royong berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari ” (HR. Baihaki)
9. Peka Terhadap Peringatan.
Peka terhadap peringatan menciptakan seseorang gampang mendapatkan segala peringatan dan pesan tersirat dari siapapun biar waspada terhadap segala ancaman dalam kehidupan di dunia dan akhirat, perilaku ini merupakan sesuatu yang amat penting lantaran setiap insan amat membutuhkan peringatan dari orang lain, balasannya orang ibarat itu akan gampang menempuh jalan hidup yang benar sehingga menerima jaminan akan masuk ke dalam surga.
10. Menahan Amarah.
Al ghadhab atau marah merupakan salah satu sifat yang sangat berbahaya sehingga ia telah menghancurkan manusia, baik secara eksklusif maupun kelompok. Ada beberapa ancaman dari sifat murka yang harus diwaspadai.
Pertam.
Merusak iman, lantaran semestinya bila seseorang sudah beriman dia akan mempunyai moral yang mulia yang salah satunya yakni bisa mengendalikan dirinya sehingga tidak gampang murka kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda: “Marah itu sanggup merusak iman ibarat pahitnya jadam merusak manisnya madu ” (HR. Baihaki).
Kedua.
Praktis mendapatkan murka dari Allah swt terutama pada hari kiamat, lantaran itu pada ketika kita hendak murka kepada orang lain mestinya kita segera mengingat Allah sehingga tidak melampiaskan kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar. Allah swt berfirman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Qudsi: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kau marah. Maka Aku akan mengingatmu jikalau Aku sedang murka (pada hari akhir) “.
Ketiga.
Praktis murka juga akan gampang menyulut kemarahan orang lain sehingga relasi kita kepada orang lain bisa menjadi renggang bahkan terputus sama sekali. Oleh lantaran itu, seseorang gres disebut sebagai orang yang berpengaruh ketika ia bisa mengendalikan dirinya pada ketika murka sehingga kemarahan itu dalam rangka kebenaran bukan dalam rangka kebathilan. Rasulullah saw bersabda: “Orang berpengaruh bukanlah yang sanggup mengalahkan musuh, namun orang yang berpengaruh yakni orang yang sanggup mengontrol dirinya ketika murka ” (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Ikhlas.
Ikhlas Menerima Kematian Anak dan OrangYang Dicintai. Setiap orang yang berumah tangga pasti mendambakan punya anak, lantaran anak itu menjadi impian masa depan dan kesinambungan keluarga. Karenanya senang sekali seseorang bila dikaruniai anak, baik laki maupun perempuan. Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, kemudian dia merelakannya (karena Allah) kecuali dia rnasuk surga”. Seorang perempuan bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).
12. Bersaksi Atas Kebenaran Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan memperlihatkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha mencurigai kebenaran mutlak Al-Qur’an.
13.Berbagi Kepada Orang Lain.
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu menciptakan kita menjadi insan yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.
14. Hakim Yang Benar.
Dalam hidup ini banyak sekali kasus antar insan yang harus diselesaikan secara aturan sehingga dibutuhkan pengadilan yang bisa tetapkan kasus secara adil, untuk itu dibutuhkan hakim yang adil dan bijaksana sehingga ia bisa tetapkan kasus dengan sebaik-baiknya. Bila ada hakim yang baik, maka ia akan menerima jaminan bisa masuk ke dalam surga. Rasulullah saw bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar kemudian memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang menawarkan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka dan orang yang mengetahui yang benar kemudian dia menyeleweng dalam menawarkan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah dan Hakim
Allahu 'alam
Semoga Bermanfaat
Sumber : http://mimbarjumat.com